Setengah
tahun berlalu sudah. Kisah antara kita telah terajut lebih dalam. Ketika semua
terpisah, kita harus belajar menerima teman baru. Suasana kelas yang baru, wali
kelas baru, dan watak teman-teman yang baru. Setengah tahun telah kita lalui
dengan menghadapi cobaan yang ada. Setengah tahun kita lalui dengan hal-hal
aneh. Setengah tahun telah berlalu, tetapi masih menyisakan ukiran kenangan
dihati. Setengah tahun berdua denganmu. Penuh cerita, kebimbangan, gelisah,
sedih, kecewa, dan amarah. Penuh petualangan, cinta, dan persahabatan.
Tentangku yang tak pernah bisa membuka hati dan tentangmu yang selalu setia
dengannya. Tentang kisah cinta kalian yang kocak. Tentang kisah cintaku yang
membingungkan. Tentang nilai kita yang beda tipis. Tentang tulisan kita yang
mirip tapi tak serupa. Masih ingat gak, ketika pembagian hasil ulangan
matematika ? Bu Ratna datangin aku, terus beliau berkata ‘’ini tulisan kamu ya
? kok tulisan kalian bedua mirip ?’’. Masih ingat juga ketika kita nyuruh
teman-teman sekelas untuk ngebedain tulisanku sama tulisanmu yang mana ? Cuma
Ari Sandy aja yang bisa ... Hahaha. Masih ingat ketika kita bawa laptop ke
sekolah untuk ngerjain tugas TIK ? yang ada malah foto-foto narsis Va. Haha.
Masih ku
ingat saat-saat itu. Sampai sekarang ketika aku melewati depan rumahmu
*koreksi, Mantan Rumahmu, aku hanya bisa bergumam ‘’Semuanya terlalu cepat
untuk terjadi’’. Ahh ... aku kembali mengingat semuanya. Lagi, dan kembali
bersedih. Mungkin aku tak meneteskan air mata, tapi didalam diriku terdapat kesedihan
yang mendalam. Separuh dari hari-hariku pergi menjauh. Jauh. Kesuatu kota yang
tak pernah ku kunjungi.
Entah
kapan kita akan bertemu. Aku tak pernah bisa membayangkannya. Entah apakah
senyum itu suatu hari nanti masih tercipta untukku ? Entah apakah
celoteh-celoteh anehmu nanti masih terucap untukku ? Saat ini aku masih merasa
sepi. Sunyi. Keseharianku masih gelap. Aku butuh sedikit cahaya terang.
Tiap
pagi, masih ku ingat dirimu di perempatan jalan. Menanti seseorang gadis keluar
dari gang kecil. Masih kuingat lambaian tanganmu ketika aku melewati perempatan
jalan. Sekarang sudah tak ada lagi. Ketika ku lihat ke seberang perempatan
jalan, hanya ada orang-orang yang tak kukenal berlalu lalang disana. Masih
kucari sosok gadis bersepeda yang menanti teman berangkat sekolahnya di
perempatan jalan. Namun sayang, ia tak ada lagi dalam pandanganku. Disana tak
ada gadis yang ku cari. Sekali lagi, dia sudah pergi.
Mungkin
bukan pergi meninggalkanku, tapi pergi untuk memberiku waktu berinteraksi lebih
dalam dengan orang lain. Mungkin bukan pergi menjauhiku, tapi pergi untuk
menggapai cita-cita dalam impianmu. Mungkin bukan pergi untuk melupakanku, tapi
pergi untuk memberiku waktu mengenangmu lebih dalam. Kenangan itu baru terasa
keindahannya sekarang. Ketika kenangan itu tak bisa terulang lagi. Ketika
seseorang yang memberiku kenangan sudah pergi nun jauh disana. Aku masih
berharap bisa melihatmu suatu hari lagi. Bercanda denganmu, ngoceh gak jelas,
dan lain-lain.
Masih ku
ingat ketika setumpuk pe er menanti untuk dikerjakan. Masih kuingat ketika
sederet pe er fisika membuat kita pusing kepala. Masih kuingat tangisan
kekecewaanmu ketika kamu harus ikut remedial Fisika. Masih kuingat sorakan
kegembiraanmu ketika mendapatkan nilai 100 di pelajaran Aqidah Akhlak dan
Fiqih. Masih kuingat ketika kamu sedih karena tak bisa nonton konser ungu.
Masih ku ingat ... Masih ku ingat semuanya. Semua masih terukir dalam memoriku.
Keyboard
laptopku terus ditekan satu persatu. Mengetikkan sejumlah kata-kata di selembar
kertas kosong. Melihat dan mengingat jauh ke masa lalu. Berawal dari setengah
tahun yang lalu, dan berakhir dalam ingatan tanggal 22 Desember 2012. Mungkin
tak cukup untuk menggambarkan setengah tahun yang kita jalani bersama.
Sekarang
semester 4 sudah dimulai. Pertarungan kembali dimulai. Perpisahan sudah
berlalu. Aku harus memahami dirimu tak berada disamping bangku ku lagi. Aku
harus terbiasa tanpamu. Aku harus terbiasa mengerjakan semuanya tanpamu. Sulit
memang. Ini sudah memasuki hari keduapuluh di tahun 2013. Enam belas hari telah
berlangsung dalam pembelajaran disini, tentunya tanpamu disampingku. Harus ku
terima ketika aku menyadari bahwa disampingku bukanlah dirimu. Tapi orang lain,
yang harus aku pelajari dan fahami tentang dirinya. Aku mengerti, semua ini adalah
salah satu proses untuk menggapain angan-angan kita. Kita berpisah, tapi bukan
untuk melupakan. Tapi kita berpisah untuk berjuang menggapai angan-angan kita.
Suatu hari nanti, lihatlah aku berdiri dipuncak kejayaanku. Harapanku hanya
satu, kita sukses dan akan bertemu suatu hari nanti. Aku ingin melihatmu ketika
kita sudah mencapai bintang yang kita inginkan sekarang. Masa depan kita masih
panjang. Masih banyak bintang-bintang yang dapat kita raih. Nanti, kita akan
bertemu di bintang tertinggi. Puncak kejayaan kita.
Khayalanku
terlalu tinggi, memang. Inilah temanmu yang aneh. Mengetikkan huruf demi huruf
malam ini. Sambil berdoa kita akan bertemu kembali dalam kesuksesan kita. Suatu
hari nanti.
Kuala
Kapuas, 20 Januari 2013, 20.16 WIB at my room.
For my friend, Elva Norlianti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih sudah meninggalkan komentar di artikel ini ...
salam blogger ^^