KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT.
karena atas berkah, rahmat, dan karunia-Nya penyusunan makalah ilmu Biologi
dengan pembahasan “ SISTEM HORMON ”
dapat kami selesaikan.
Dengan disusunnya makalah ini
diharapkan para siswa dapat lebih mendalami tentang hormone-hormon makhluk
hidup secara terbuka. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki
kekurangan, namun usaha maksimal telah kami lakukan. Oleh sebab itu, kepada
semua pihak sangat diharapkan kritik, saran, dan petunjuk untuk penyempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua untuk saat ini dan di masa yang akan dating dan
dapat menjadi khazanah ilmiah serta referensi demi kemajuan dan bertambahnya
ilmu kita terhadap Biologi.
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ….......…………………………………...…….... i
DAFTAR ISI ....………………………………………………….................…. ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
1
A.
Latar Belakang ..................................................................
1
B.
Rumusan Masalah ..............................................................................
1
C.
Manfaat Penulisan ..............................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………...... 3
A. Sistem Hormon Manusia ........……….………….............… 3
B. Ciri-ciri dan Fungsi Hormon ...........…………………... 4
C. Kelenjar-kelenjar Hormon .............………………………..... 5
D. Hubungan Sistem Hormon dan Sistem Saraf .............................. 22
E. Kelainan-kelainan Akibat Kelebihan/Kekurangan Hormon ......................................................................................................
24
BAB III PENUTUP ......….……………………………..................…. 31
A. Kesimpulan ...………………………………………............... 31
B. Saran ......………………………………………………............ 32
DAFTAR PUSTAKA .......………………………………………........... 33
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sehabis berolahraga, tenggorokan kita akan
terasa kering dan kehausan. Ini terjadi karena tubuh banyak mengeluarkan
keringat, sehingga air dalam tubuh juga banyak yang keluar. Keadaan demikian
membuattubuh segera mengeluarkan zat yang menghentikan pengeluaran cairan
tersebut. Zat yang dimaksud dinamakan hormon. Apabila kita minum air, segera
hormon yang dikeluarkan tubuh tersebut akan berhenti.
Hormon
merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk memacu atau
menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormon dalam tubuh maka
organ akan berfungsi menjadi lebih baik.
Untuk
dapat melakukan kegiatan dan dapat memberikan reaksi terhadap
perubahan-perubahan eksternal maupun internal diperlukan adanya koordinasi yang
tepat di antara kegiatan organ- organ tubuh. Dalam hal ini sistem endokrin
merupakan suatu sistem yang dapat menjaga berlangsungnnya integrasi kegiatan
organ tubuh. Hormon yang diahasilakan oleh sistem endokrin ini memegang peranan
yang sangat penting.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas dapat di rumuskan sebagai berikut:
1.
Pengertian
sistem hormon
2.
Ciri-ciri
dan fungsi hormon
3.
Macam-macam kelenjar hormon
4.
Hubungan antara sistem hormon dan sistem saraf
5.
Kelainan yang timbul akibat kelebihan/kekurangan hormon
C. Manfaat Penulisan
Dapat dijadikan sebagai refernsi dalam penyusunan
karya tulis selanjutnya yang membahasa tentang sistem hormon
pada tubuh manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sistem Hormon Manusia
Asal kata hormon dari bahasa Yunani yakni
hormaen yang berarti menggerakkan. Hormon merupakan suatu zat yang dihasilkan
oleh suatu bagian dalam tubuh. Organ yang berperan dalam sekresi hormon
dinamakan kelenjar endokrin. Disebut demikian karena hormon yang disekresikan
diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah dan tanpa melewati saluran khusus. Di
pihak lain, terdapat pula kelenjar eksokrin yang mengedarkan hasil sekresinya
melalui saluran khusus.
Walaupun jumlah yang diperlukan sedikit,
namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah penting. Ini dapat diketahui dari
fungsinya yang berperan antara lain dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat, dan lain sebagainya.
Hormon akan dikeluarkan oleh kelenjar
endokrin bila ada rangsangan (stimulus). Hormon tersebut akan diangkut oleh
darah menuju kelenjar yang sesuai. Akibatnya, bagian tubuh tertentu yang sesuai
akan meresponnya. Sebagai contoh, hormone insulin disekresikan pankreas saat
ada rangsangan gula darah yang tinggi, hormon adrenalin disekresikan medula
adrenal oleh stimulasi saraf simpatik, dan lain-lain.
Kelenjar
dalam tubuh manusia dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
1.
Kelenjar eksokrin yaitu
kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil
sekretnya/getahnya.
Contoh
: kelenjar-kelenjar pencernaan.
2.
Kelenjar endokrin yaitu
kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil
sekretnya/getahnya.
Contoh
: kelenjar hipofisis, thyroid, thymus dll.
Kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu karena hormon yang
dihasilkan tidak dialirkankan melalui suatu saluran tetapi langsung masuk
kedalam pembuluh darah. Hormon dari kelenjar endokrin mengikuti peredaran darah
ke seluruh tubuh hingga mencapai organ – organ tertentu. Meskipun semua
hormone mengadakan kontak dengan semua jaringan dalam tubuh, namun hanya sel /
jaringan yang mengandung reseptor yang spesifik terhadap hormon tertentu yang
terpengaruh hormon tersebut.
Hormonologi yaitu ilmu yang mempelajari
mengenai seluk beluk hormon. Pada makhluk
hidup, khususnya manusia hormon dihasilkan oleh kelenjar yang tersebar dalam
tubuh. Cara kerja hormon di dalam tubuh tidak dapat diketahui secara cepat
perubahannya, akan tetapi memerlukan waktu yang lama. Tidak seperti sistem
saraf yang cara kerjanya dengan cepat dapat dilihat perubahannya. Hal ini
karena hormon yang dihasilkan akan langsung diedarkan oleh darah melalui
pembuluh darah, sehingga memerlukan waktu yang panjang.
B.
Ciri -ciri dan
Fungsi Hormon
Hormon
mempunyai ciri – ciri sebagai berikut :
·
Diproduksi dan
disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat
kecil
·
Diangkut oleh darah
menuju ke sel/jaringan target
·
Mengadakan interaksi dengan
reseptor khusus yang terdapat dalam sel target
·
Mempunyai pengaruh
mengaktifkan enzim khusus
·
Mempunyai pengaruh
tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa
sel target yang berlainan.
Fungsi
Hormon adalah:
1. Memacu pertumbuhan
dan metabolisme tubuh.
2. Memacu
reproduksi.
3. Mengatur
keseimbangan cairan tubuh/homeostasis.
4. Mengatur
tingkah laku.
C. Kelenjar-kelenjar
Hormon
Dilihat dari aktivitasnya, kelenjar endokrin dapat
dibedakan menjadi :
·
Kelenjar
yang bekerja sepanjang hayat, misalnya hormon yang memegang peranan pada proses
metabolisme.
·
Kelenjar
yang bekerjanya mulai saat tertentu, misalnya hormon kelamin.
·
Kelenjar
yang bekerja hanya sampai saat tertentu saja, misalnya kelenjar timus
Dilihat dari aspek dan macam lokasinya, kelenjar endokrin dapat dibedakan
menjadi :
No.
|
Kelenjar
endokrin
|
Lokasi
|
1
|
Kelenjar hipofisis
|
Terletak pada dasar otak besar, pada lekukan tulang
selatursika di bagian tulang baji
|
2
|
Kelenjar tiroid
|
Terletak di daerah leher
|
3
|
Kelenjar paratiroid
|
Terletak di dekat kelenjar tiroid
|
4
|
Kelenjar pankreas
|
Terletak di dekat ventrikulus (perut besar)
|
5
|
Kelenjar adrenal
|
Terletak di bagian atas ginjal
|
6
|
Ovarium
|
Terletak di daerah abdomen (perut)
|
7
|
Testis
|
Terletak di buah zakar dalam skrotum
|
Di dalam tubuh manusia ada beberapa jenis
kelenjar endokrin, yakni kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid, timus,
pankreas, adrenal, ovarium, testis, dan kelenjar pencernaan. Simak dan pahami
uraian berikut.
1. Kelenjar
PINEAL
·
Hormon melatonin :
warna/pigmen kulit melanin. Hormon ini dapat juga
mengatur
rasa kantuk pada diri seseorang. Pada remaja hormon ini dihasilkan
lebih
banyak bila dibandingkan dengan orang dewasa.
·
Hormon vasotocin
(Mammalia) : mirip fungsinya dengan vasopresin dan
oksitosin.
2.
Kelenjar Hipofi sis (Pituitari)
Kelenjar hipofi sis terletak pada dasar otak
dan di bawah kendali hipotalamus. Di dalam tubuh, ukurannya lebih kurang
sebesar kacang ercis. Kelenjar ini seringkali disebut pula sebagai master of
gland, sebab hormone yang dihasilkan dapat memengaruhi fungsi endokrin yang
lain.
Berdasarkan strukturnya, kelenjar hipofi sis
terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian depan (lobus anterior), bagian tengah
(intermediet), dan bagian belakang (posterior). Bagian tengahnya hanya dimiliki
oleh bayi, sementara pada orang dewasa telah hilang atau tinggal sisanya
saja. Oleh karena itu, pada orang
dewasa, kelenjar hipofi sis hanya tersusundua bagian saja yakni bagian depan
dan bagian belakang. Berikut dibahas dua bagian kelenjar hipofi sis tersebut.
a.
Kelenjar Hipofisis Anterior
Kelenjar hipofisis anterior berkembang dari
lipatan langit-langit mulut yang tubuh ke arah otak. Lipatan tersebut akhirnya
kehilangan persambung an dengan saluran pencernaan. Bagian depan kelenjar
hiposifis ini menghasilkan banyak hormon. Selain itu, berpengaruh juga terhadap
berbagai macam organ.
Di dalam tubuh, berbagai hormon yang
disekresikan kelenjar hipofi sis anterior ini hanya digunakan dengan jumlah
tertentu saja. Apabila terlalu berlebihan atau justru kekurangan dapat
memberikandampak yang tidak baik bagi tubuh. Misalnya saja, kelebihan hormone
somatotrof (hormon pertumbuhan) dapat menyebabkan pertumbuhan raksasa
(gigantisme). Selanjutnya, bila kelebihan tersebut terjadi pada waktu dewasa
dapat menyebabkan pertumbuhan yang tidak seimbang (akromegali), seperti tulang
muka, jari-jari tangan, dan kaki yang membesar. Sebaliknya, bila sekresi hormon
pertumbuhan kurang, akibatnya adalah pertumbuhan terhambat atau kekerdilan
(kretinisme).
1) FSH
(folikel stimulating hormone), berfungsi merangsang pematangan folikel de Graaf
tempat sel telur berada.
2) LH
(lutenizing hormone), yaitu hormon yang berperan dalam pematangan sel gonad
pada wanita.
3) ACTH
(adrenocorticotropic hormone), yaitu hormon yang berperan merangsang kelenjar
adrenal untuk mengeluarkan hormon tertentu.
4) TSH
(tyroid stimulating hormone), merangsang kelenjar tiroid mengeluarkan hormon
tiroksin.
5) Prolaktin, hormon ini mengaktivasi air susu
pada ibu yang sedang menyusui.
6) GH
(growth hormone), merangsang pertumbuhan tulang dan bagian tubuh lainnya dan
berperan membantu penyerapan nutrisi tubuh.
7) Endorfin,
merupakan hormon yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit. Beberapa
narkotika menghasilkan efek yang sama dengan endorfin.
b.
Kelenjar Hipofi sis Posterior
Kelenjar hipofi sis posterior merupakan hasil
dari perluasan otak. Tepatnya berasal dari perkembangan tonjolan hipotalamus ke
arah bawah, ke arah lipatan mulut yang membentuk bagian anterior hipofisis.
Hormon yang dihasilkan kelenjar ini ada tiga, yakni vasopressin, (Antidiuretic hormone = ADH), pretesin, dan oksitosin. Vasopresin dan
pretesin berfungsi mengurangi jumlah air yang hilang dari ginjal saat keluar
sebagai urine. Selain itu, kedua hormon tersebut berfungsi menaikkan tekanan
darah dengan mengecilkan arteriol. Sementara, oksitosin berperan dalam membantu
proses kelahiran dengan kontraksi uterus. Oksitosin juga membantu sekresi susu
dari payudara ibu.
1) ADH
(antidiuretic hormone), mengontrol keseimbangan cairan tubuh melalui mekanisme
pengeluaran urine.
2) Oxytocin,
merupakan hormon yang berperan dalam kontraksi otot rahim pada saat seorang
wanita melahirkan.
3.
Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang
terletak pada leher, tepatnya pada laring. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus
yakni sebelah kanan dan kiri laring. Beratnya sekitar 25 g dan kaya akan darah.
Hormon terpenting yang disekresikan kelenjar tiroid adalah tiroksin. Hormon
tiroksin terbentuk dari asam amino yang mengandung yodium. Bagi tubuh, hormon
ini berpengaruh dalam proses metabolisme sel. Selain itu, hormon tersebut juga
memengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan diferensiasi jaringan tubuh.
Beberapa penyakit manusia ada yang disebabkan
oleh kelenjar tiroid. Kondisi kelebihan hormon tiroid (hipertiroid) dapat
menimbulkan gejala hipermetabolisme (morbus basedowi), dengan tanda-tanda
meningkatnya detak jantung sehingga muncul gugup, napas cepat dan tidak
teratur, mulut menganga, dan mata melebar. Sementara itu, apabila seseorang
sebelum dewasa kekurangan hormon tiroid (hipotiroid), tubuhnya dapat mengalami
kretinisme (kerdil). Kretenisme ditandai dengan fi sik dan mental penderita
yang tumbuh tidak normal.
Pada orang dewasa, kondisi hipotiroid dapat
menyebabkan miksedema. Gejala penyakit ini, adalah laju metabolisme rendah,
berat badan bertambah, bentuk badan menjadi besar, kulit kasar, dan rambutmudah
rontok. Selain penyakit-penyakit tersebut, seseorang juga dapat mengalami
pembengkakan kelenjar tiroid karena kekurangan makanan yang mengandung yodium.
Penyakit pembengkakan demikian dinamakan gondok.
Macam hormon
yang dihasilkan :
1.
Hormon Tiroksin (T4) dan
Triiodotironin (T3),
Hormon ini berfungsi :
a.
Mengatur metabolisme karbohidrat.
b.
Memengaruhi perkembangan mental.
c.
Memengaruhi pertumbuhan,
perkembangan dan diferensiasi sel.
d.
Memengaruhi kegiatan sistem saraf.
2.
Hormon Calsitonin.
Hormon ini berfungsi :
a.
Menurunkan kadar Ca (Calsium) darah.
b.
Mengatur absorpsi Calcium oleh
tulang.
4. Kelenjar Paratiroid (Anak Gondok)
Kelenjar paratiroid terdiri atas empat struktur
kecil yang terdapat pada permukaan kelenjar tiroid. Hormon yang disekresikan
kelenjar ini disebut parathormon (PTH). Hormon parathormon berperan dalam
pengaturan pemakaian ion kalsium (Ca2+) dan fosfat (PO43+) pada jaringan.
Manusia jarang mengalami hipoparathormon
(kondisi kekurangan hormon parathormon). Kalaupun mengalaminya, seseorang dapat
kejang otot atau tetani. Sedangkan hiperparathormon (kondisi kelebihan hormon
parathormon) dapat menimbulkan berba gai gejala seperti tulang menjadi rapuh, lemah,
dan berbentuk abnormal. Selain itu, kadar ion Ca2+ yang berlebihan dalam darah
dapat masuk ke air seni dan mengendap bersama ion fosfat. Endapan ini dapat
membentuk batu ginjal sehingga menyumbat saluran air seni.
Hormon yang dihasilkan Hormon PTH (Parathormon).
Fungsi
hormon Parathormon:
1. Mengatur
metabolisme Ca 2+ (Calcium) dan PO4 3+ (phosphat).
2. Mengendalikan
pembentukan tulang.
5.
Kelenjar Timus
Kelenjar timus merupakan kelenjar hasil
penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan. Pada orang dewasa,
kelenjar ini tidak digunakan kembali.
Hormon ini
berfungsi :
1.
Mengatur proses pertumbuhan.
2.
Kekebalan tubuh/imunitas setelah
kelahiran.
3.
Memacu pertumbuhan dan pematangan
sel Limfosit yang menghasilkan Lymphocyte cell/T Cell.
Bila kekurangan atau kelebihan, gejalanya hampir mirip
dengan hormon tiroksin.
6.
Kelenjar Adrenal (Anak Ginjal)
Kelenjar adrenal (glandula adrenal) pada
manusia berbentuk sepasang struktur kecil yang terletak di ujung anterior
ginjal dan kaya akan darah. Masing-masing struktur kelenjar ini memiliki dua
bagian, yakni bagian luar (korteks) dan bagian dalam (medula).
·
BAGIAN KORTEX
1. Hormon
Cortison atau antiadison
Berfungsi sebagai anti peradangan dan membantu pembentukan formasi karbohidrat.
Hiposekresi : Bila kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit Adison.
Gejalanya :
Berfungsi sebagai anti peradangan dan membantu pembentukan formasi karbohidrat.
Hiposekresi : Bila kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit Adison.
Gejalanya :
a. Kulit
memerah/timbulnya ruam pada kulit.
b. Dapat
menimbulkan kematian.
c. Tekanan
darah rendah.
d. Nafsu makan
hilang.
e. Pengendapan
pigmen melanin yang banyak.
2. Hormon
Glukokortikoid
Berfungsi : merangsang kenaikan jumlah kadar gula darah.
Hipersekresi : Bila penghasilan hormon ini berlebihan akan dapat menyebabkan Cushing syndrome
Berfungsi : merangsang kenaikan jumlah kadar gula darah.
Hipersekresi : Bila penghasilan hormon ini berlebihan akan dapat menyebabkan Cushing syndrome
3. Hormon
Cortisol
Berfungsi :
Berfungsi :
a. Memacu
metabolisme karbohidrat.
b. Meningkatkan
respon imunitas tubuh.
Hipersekresi : Bila terjadi kenaikan dalam penghasilan hormon ini akan dapat menyebabkan cushing syndrome.
Hipersekresi : Bila terjadi kenaikan dalam penghasilan hormon ini akan dapat menyebabkan cushing syndrome.
4. Hormon
Aldosterone
Berfungsi :
a.
Mengatur keseimbangan mineral dan
air dalam ren.
b.
Membuang kelebihan Kalium.
5.
Hormon Corticosterone
Berfungsi :
a. Mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lipid.
b. Meningkatkan respon imunitas tubuh.
Berfungsi :
a. Mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lipid.
b. Meningkatkan respon imunitas tubuh.
6.
Hormon Mineralokortikoid
Berfungsi :
Berfungsi :
a.
Mengatur keseimbangan air dan
elektrolit dalam tubuh.
b.
Merangsang reabsorbsi Na+ dan Cl-
dalam tubulus ginjal.
Hiposekresi
: Bila kekurangan hormon ini akan menyebabkan
penyakit Adison.
·
BAGIAN MEDULLA
1.
Hormon Adrenalin/Epinefrin
Hormon ini secara umum berfungsi :
a.
Memicu reaksi terhadap tekanan dan
kecepatan gerak tubuh.
b.
Memicu reaksi
terhadap efek lingkungan, seperti suara yang tinggi, intensitas cahaya dll.
Secara
khusus hormon ini berfungsi :
a.
Memacu aktivitas cor/jantung.
b.
Menaikkan tekanan darah.
c.
Mengerutkan otot polos pada arteri.
d.
Mengendurkan otot polos bronchioles
e.
Mempercepat glikolisis.
f.
Pengeluaran keringat dingin.
g.
Rasa keterkejutan/shock.
h.
Mengatur metabolisme glukosa saat stress.
i.
Memengaruhi otak yang akan
mengakibatkan :
i.
Indera perasa menjadi kebal terhadap
rasa sakit.
ii.
Kemampuan berfikir dan ingatan
meningkat.
iii.
Pulmo akan menyerap oksigen lebih
banyak.
iv.
Banyak menghasilkan sumber energy
dari proses glikolisis.
j.
Mencegah efek penuaan dini.
k.
Melindungi dari penyakit Alzheimer,
penyakit jantung, kanker payudara, kanker ovarium dan osteoporosis.
Hiposekresi : Bila terjadi
kekurangan penghassilan hormon adrenalin/epinefrin akan menyebabkan penyakit
Adison. Gejalanya dapat dilihat pada hiposekresi Hormon Mineralokortikoid dan
Hormon Cortison.
2.
Hormon Androgen
Berfungsi :
Menentukan sifat kelamin sekunder pada pria dan wanita.
Hipersekresi : Bila terjadi kelebihan hormon ini akan menyebabkan penyakit Cushing Syndrome/sindrom Cushing serta penyakit kelainan ciri kelamin sekunder pada laki-laki dan perempuan
Gejala Cushing syndrome :
Berfungsi :
Menentukan sifat kelamin sekunder pada pria dan wanita.
Hipersekresi : Bila terjadi kelebihan hormon ini akan menyebabkan penyakit Cushing Syndrome/sindrom Cushing serta penyakit kelainan ciri kelamin sekunder pada laki-laki dan perempuan
Gejala Cushing syndrome :
a.
Membulatnya wajah/muka.
b.
Obesitas.
c.
Penimbunan lemak di daerah leher.
d.
Pengecilan pada daerah lengan dan
kaki.
e.
Terhentinya atau terganggunya
periode menstruasi.
f.
Penurunan daya sexualitas.
g.
Kenaikan tekanan darah dan kadar
gula darah.
h.
Melemahnya atau rapuhnya tulang.
i.
Masalah rambut pada wanita.
Penyakit manusia yang disebabkan oleh kurangnya sekresi hormon ini
adalah penyakit Addison. Gejala yang timbul pada penderita penyakit ini antara
lain tekanan darah rendah, kelemahan otot, gangguan pencernaan, peningkatan
retensi kalium dalam cairan tubuh dan sel, kulit kecoklatan, dan nafsu makan
hilang. Penderitanya dapat diobati dengan pemberian hormon kortin melalui mulut
atau intramuskular.
7.
Kelenjar Ventriculus
Dihasilkan
Hormon Gastrin. Hormon ini berfungsi :
1.
Memacu pengeluaran sekret/getah
lambung.
2.
Membantu dalam proses pencernaan.
8.
Kelenjar Usus
1.
Hormon Sekretin
Berfungsi memacu sekresi getah usus dan pankreas.
Berfungsi memacu sekresi getah usus dan pankreas.
2.
Hormon Kolesistokinin
Berfungsi memacu sekresi getah empedu dan pankreas.
Berfungsi memacu sekresi getah empedu dan pankreas.
9.
Kelenjar Pankreas
Kelenjar prankeas
dinamakan juga kelenjar Langerhans atau pulau Langerhans. Pulau Langerhans
merupakan sekelompok kecil yang tersebar di seluruh pankreas. Sel-sel pulau
Langerhans tak terkait dengan saluran pembawa getah pankreas yang menuju
duodenum. Namun, sel-sel kelenjar ini sangat kaya akan pembuluh darah. Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk cadangan.Di
sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen (glikogenesis) dan
pembentukan lemak (lipogenesis).Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan
rangsangan untuk mensekresikan insulin. Sebaliknya glukogen bekerja secara
berlawanan terhadap insulin.
Peningkatan glukosa darah diatas titik pasang (sekitar 90mg/100ml pada
manusia) merangsang pankreas untuk mensekresi insulin, yang memicu sel – sel
targetnya untuk mengambil kelebihan glukosa dari darah. Ketika kelebihan itu
telah dikeluarkan atau ketika konsentrasi glukosa turun dibawah titik pasang,
maka pancreas akan merespons dengan cara mensekresikan glukagon, yang
mempengaruhi hati untuk menaikkan kadar glukosa darah.
o
Hormon Insulin
Bersifat antagonis dengan hormon adrenalin. Hormon ini berfungsi :
Bersifat antagonis dengan hormon adrenalin. Hormon ini berfungsi :
a.
Mengatur kadar glukosa dalam darah.
b.
Membantu pengubahan glukosa menjadi
glikogen dalam hepar dan otot.
Hiposekresi
: Bila kekurangan dalam penghasilan
hormon ini akan
menyebabkan penyakit diabetes mellitus/penyakit kencing manis.
Gejala penyakit diabetes mellitus :
Gejala penyakit diabetes mellitus :
a. Kenaikan
jumlah gula dalam darah.
b. Badan menjadi lems.
c. Sering
merasa haus/banyak minum.
d. Banyak
melakukan urinasi (pembuangan urine).
e. Energy
berkurang.
o Hormon
Glukagon
Hormon ini
mempunyai sifat kerja yang sinergis dengan hormon adrenalin. Hormon ini berfungsi :
a. Meningkatkan
kadar gula dalam darah.
b. Mengubah
glikogen menjadi glukosa dalam peristiwa glikolisis.
10. Kelenjar Kelamin
Kelenjar kelamin disebut pula dengan gonad.
Meskipun fungsi utamanya adalah memproduksi sel-sel kelamin, namun kelenjar
kelamin juga memproduksi hormon. Kelenjar kelamin laki-laki terdapat pada
testis, sementara kelenjar kelamin perempuan berada pada ovarium.
a. Sel Testis
Menghasilkan Hormon Androgen, Ex : Hormon Testosteron, merupakan satu hormon yang terpenting dalam pembentukan sel spermatozoa.
Fungsi Hormon Testosteron :
Menghasilkan Hormon Androgen, Ex : Hormon Testosteron, merupakan satu hormon yang terpenting dalam pembentukan sel spermatozoa.
Fungsi Hormon Testosteron :
o
Mengatur ciri kelamin sekunder.
o
Mempertahankan proses
spermatogenesis.
b. Sel Ovarium
Menghasilkan 3 hormon penting dalam seorang wanita :
Menghasilkan 3 hormon penting dalam seorang wanita :
Ø
Hormon Estrogen
Hormon ini berfungsi untuk : memperlihatkan ciri-ciri kelamin sekunder wanita.
Hormon ini berfungsi untuk : memperlihatkan ciri-ciri kelamin sekunder wanita.
Ø
Hormon Progesteron
Hormon ini berfungsi :
Hormon ini berfungsi :
o
Mempersiapkan masa kehamilan dengan
menebalkan dinding uterus.
o
Menjaga kelenjar susu dalam
menghasilkan air susu.
c. Hormon Relaksin
Hormon ini berfungsi untuk membantu proses persalinan
dalam kontraksi otot.
11. Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan merupakan kelenjar yang
terdapat pada sa luran pencernaan. Misalnya saja kelenjar pada lambung dan
usus. Pada lambung, kelenjar mensekresikan hormon gastrin, yaitu hormone yang
berperan dalam sekresi getah lambung. Sementara hormone sekretin dan hormon
kolsistokinin disekresikan oleh kelenjar pada usus. Ma sing-masing fungsi
hormon ini adalah merangsang sekresi getah pankreas dan getah empedu.
Selain
kelenjar endokrin, terdapat juga kelenjar eksokrin yang menyekresikan zat
kimia. Perbedaannya terletak pada tempat kerja cairan kimia yang dihasilkannya.
Kelenjar eksokrin disekresikan ke luar tubuh, seperti keringat dan enzim di
mulut. Adapun hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin diedarkan di dalam
tubuh oleh sistem peredaran darah. Hormon bekerja secara efektif jika dalam
jumlah yang sesuai, jika jumlah hormon yang disekresikan berlebih atau kurang,
akan timbul kelainan-kelainan pada tubuh. Hormon dan sistem saraf bersama-sama
mengatur regulasi tubuh, yaitu sebagai berikut.
o Mengatur
kesetimbangan cairan tubuh dalam proses homeostatis (nutrisi, metabolisme, kesetimbangan garam dan air, kesetimbangan
gula hingga ekskresi)
o Bereaksi
terhadap rangsang dari luar tubuh
o Berperan
dalam pertumbuhan dan perkembangan
o
Pengaturan dan
penyimpanan energi
Meskipun
sama-sama berperan dalam sistem regulasi, tetapi terdapat perbedaan sistem
kerja pada hormon dan saraf. Perbedaan tersebut terletak pada jeda waktu yang
diperlukan oleh kedua sistem dalam menanggapi rangsang atau stimulus. Seperti
halnya saraf, hormon bekerja dengan sangat spesifik. Sel target atau organ
target yang akan dituju harus dilengkapi dengan sebuah reseptor yang dikenal
oleh hormon, jika tidak dikenali, hormon tidak akan bereaksi. Beberapa bagian
dalam tubuh tempat diproduksinya hormon disebut kelenjar endokrin.
D.
Hubungan Sistem Hormon dan Sistem
Saraf
Hormon bekerja atas
perintah dari sistem saraf. Sistem yang mengatur kerjasama antara saraf dan
hormon terdapat pada daerah hipotalamus. Daerah hipotalamus sering disebut
daerah kendali saraf endokrin (neuroendocrine control).
Hormon berfungsi
dalam mengatur homeostasis, metabolisme, reproduksi dan tingkah laku.
Homeostasis adalah pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan
hidup dapat dipertahankan. Contohnya pengendalian tekanan darah, kadar gula
dalam darah, dan kerja jantung.
Berikut ini adalah hubungan sistem hormon dengan sistem saraf yang
digambarkan dalam bentuk skema atau bagan :
·
Releasing Factor/Faktor pembebas
Adalah faktor yang memperbaiki situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh menjadi lebih baik. Faktor tersebut adalah hormon-hormon yang mencegah terjadinya kondisi tubuh tersebut.
Adalah faktor yang memperbaiki situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh menjadi lebih baik. Faktor tersebut adalah hormon-hormon yang mencegah terjadinya kondisi tubuh tersebut.
·
Inhibitor Factor/Faktor penghambat
Adalah faktor yang terus mendukung situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh menjadi tidak baik/memperburuk kondisi tubuh. Faktor tersebut adalah hormon-hormon yang mendukung terjadinya kondisi tubuh tersebut.
Adalah faktor yang terus mendukung situasi atau kondisi tubuh, sehingga kondisi tubuh menjadi tidak baik/memperburuk kondisi tubuh. Faktor tersebut adalah hormon-hormon yang mendukung terjadinya kondisi tubuh tersebut.
Perbedaan sistem hormon dan sistem saraf
No.
|
Aspek pembeda
|
Sistem hormon
|
Sistem saraf
|
1
|
Aksi
|
Bersifat lambat
|
Bersifat cepat/segera
|
2
|
Pengaturan
|
Jangka
panjang, misalnya
pertumbuhan
dan perkembangan
|
Jangka pendek, misalnya denyut
jantung dan kontraksi otot
|
3
|
Sekresi
|
Hormon
|
neurotransmitter
|
4
|
Komunikasi
|
Komunikasi antar neuron melalui
synapsis
|
Komunikasi melalui sistem
sirkulasi
|
E. Kelainan-kelainan Akibat Kelebihan/Kekurangan Hormon
No.
|
Kelenjar
|
Hormon yang dihasilkan
|
Gangguan / kelainan
|
Ciri - ciri
|
1
|
Hipofisis
|
Kekurangan
hormon (hiposekresi) hormon pertumbuhan(growth
hormone)
|
Dwarfisme
|
Penderita tampak bertubuh pendek (hanya sekitar satu meter atau bahkan
kurang) tapi tetap memiliki proporsi tubuh yang normal
|
Kelebihan
hormon (hipersekresi)hormon pertumbuhan (growth
hormone)
|
Gigantisme (giantism)
|
Terjadi
pada masa kanak – kanak,dimana terjadi
pertumbuhan berlebihan bahkan dapat sampai mencapai 8 kaki
|
||
Akromegali
|
Terjadi
pada saat dewasa, penderita mengalami
pembesaran tulang rahang dan wajah. Kulit bertambah tebal, diikuti gangguan
akibat penekanan saraf oleh massa tulang yang bertambah
|
|||
2.
|
Tiroid
|
Hipersekresi
hormone tiroksin
(Hipertiroidisme)
|
Grave’s disease/ morbus basedow
|
Penderita ini mengalami metabolisme yang amat meningkat; penderita
cenderung bertambah kurus walaupun disaat yang sama penderita memiliki nafsu
makan yang meningkat . Keringat berlebihan, denyut nadi yang cepat, tidak
tahan panas dan kelemahan badan. Dapat juga ditemukan penonjolan bola mata
(exophtalmus)
|
Hiposekresi
hormon tiroid (Hipotiroidisme)
|
Kretinisme
(Kerdil)
|
Terjadi
pada masa kanak – kanak, cirinya penderita tidak dapat mencapai pertumbuhan
fisik dan mental yang normal
|
||
Mix Oedema
(Miksedema)
|
Terjadi
pada orang dewasa, cirinya laju metabolisme rendah, berat badan berlebihan,
bentuk badan menjadi kasar, dan rambut rontok
|
|||
3
|
Paratiroid
|
Hipersekresi
hormon paratiroid
|
Hiperparathormon
|
Kelainan
pada tulang seperti tulang rapuh, bentuk abnormal dan mudah patah. Kelebihan
kalsium yang diekskresikan dalam air seni bersama ion fosfat dapat
menyebabkan batu ginjal
|
Hiposekresi
hormon paratiroid
|
Hipoparathormon
|
Terjadi
gejala kekejangan otot (tetani)
|
||
4
|
Pankreas
|
Hiposekresi
hormon insulin
|
Diabetes tipe I
|
Penyakit ini sepenuhnya bergantung dengan insulin, penyakit ini sering
didapatkan pada anak-anak atau dewasa muda. Pengobatan dengan mengganti
insulin sesuai dengan jumlah yang diperlukan
|
Diabetes tipe 2
|
pada penyakit ini insulin diproduksi
dalam jumlah memadai tetapi terdapat gangguan dalam kualitas dan mekanisme
kerjanya. Faktor resiko penyakit ini seperti riwayat keluarga dengan Diabetes
Mellitus dan obesitas
|
|||
5
|
Korteks
Adrenal
|
Hipersekresi
hormon kelenjar adrenal
|
Cushing’s syndrome
|
penderita mengalami peningkatan tekanan darah, gula darah akibat
pengeluaran hormon kortisol yang berlebihan.
|
Hiposekresi
hormon kelenjar adrenal
|
Addison’s disease
|
Gejala berupa
· Hipoglikemia (kadar gula dalam darah
menurun),
· Gangguan pembentukan glukosa oleh
jaring (glukoneogenesis)
· Penurunan kadar glikogen di liver yang
menjadi cadangan glukosa dalam tubuh
· Gangguan akibat kekurangan aldosteron
seperti pengeluaran natrium dan cairan yang berlebihan di ginjal.
· Dehidrasi,
· Penurunan tekanan darah
· Shock yang dapat menimbulkan kematian,
terutama bila tidak ditangani secara cepat.
|
||
6
|
Kelenjar
gonad
|
Hiposekresi
hormon kelenjar gonad
|
-
|
dapat mengakibatkan gangguan terutama dalam proses reproduksi manusia.
|
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hormon adalah
zat kimia dalam bentuk senyawa organic yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin.
Hormon mengatur aktivitas seperti : metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan
perkembangan.
Hormon mengatur aktivitas seperti
metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan. Pengaruh
hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan bahkan
beberapa tahun. Kelenjar
endokrin disebut juga kelenjar buntu karena hormon yang
dihasilkan tidak dialirkankan melalui suatu saluran tetapi langsung masuk kedalam
pembuluh darah. Hormon dari kelenjar endokrin mengikuti peredaran darah ke
seluruh tubuh hingga mencapai organ – organ tertentu. Meskipun semua
hormone mengadakan kontak dengan semua jaringan dalam tubuh, namun hanya sel /
jaringan yang mengandung reseptor yang spesifik terhadap hormon tertentu yang
terpengaruh hormon tersebut.
Kelenjar dalam tubuh
manusia dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :
·
Kelenjar eksokrin yaitu
kelenjar yang mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil
sekretnya/getahnya.
Contoh : kelenjar-kelenjar pencernaan.
·
Kelenjar endokrin yaitu
kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus dalam penyaluran hasil
sekretnya/getahnya.
Contoh : kelenjar hipofisis, thyroid, thymus dll.
Di dalam tubuh manusia ada beberapa jenis
kelenjar endokrin, yakni kelenjar hipofisis, tiroid, paratiroid, timus,
pankreas, adrenal, ovarium, testis, dan kelenjar pencernaan.
B.
SARAN
Penyasunan makalah
ini sesungguhnya masih memiliki banyak kekurangan dalam hal materi
pembahasannya. Oleh sebab itu kami mengharapkan kepada para pembaca untuk dapat
memberikan kritik dan saran kepada kami tentang penyusunan makalah ini demi
lebih meningkatkan kualitas manusia di tengah kemajuan peradaban dan
kesejahteraan umat manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi. Gita Media Press, Surabaya. h. 14, 80.
Amien, M. Et al. 1995. Biologi 2 untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 2. Penerbit Balai Pustaka, Jakarta. h. 230 – 232.
Encyclopaedia Britannica 2008 Ultimate Reference Suite, Chicago.
Furqonita, D. 2007. Seri IPA BIOLOGI SMP Kelas IX. Quadra-Penerbit Yudhistira, Jakarta.h. 65-66, 68.
Kadaryanto et al. 2006. Biologi 2. Penerbit Yudhistira, Jakarta. h. 56 – 58, 60 - 61.
Karmana, O. dan Anwar, A. 1987. Penuntun Pelajaran BIOLOGI Untuk SMA Kelas IIA2 Semester 3 dan 4. Penerbit Ganeca Exact, Bandung. h. 305 – 308.
Lawrence, E. 1991. Hendersdon’s Dictionary of Biological Terms Tenth Edition. Longman Scientific & Technical. Longman Group (FE) Ltd. England. h. 16, 114, 158, 175, 246, 306, 320, 406 – 408.
Microsoft Encarta Reference Library 2009.
Pratiwi, D.A. et al. 2000. Buku Penuntun Biologi untuk SMU kelas 2. Penerbit Erlangga, Jakarta Indonesia. h. 212 – 215.
Prawirohartono,S. dan Hadisumarto, S. 1999. Sains Biologi-2b,Untuk SMU Kelas 2 Tengah Tahun Kedua Sesuai Kurikulum 1994. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. h. 115 – 116, 120.
Prawirohartono, S. dan Kuncorowati. 2003. Biologi Untuk Kelas 2 SLTP Kurikulum 1994 Semester 1 dan Semester 2. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta. 156, 158.
Tim IPA SMP/MTs. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam 3. 15-18. Galaxy Puspa Mega, Jakarta. 14.
WEBSITE :
http://en.wikipedia.org/wiki/Pituitary_gland
http://en.wikipedia.org/wiki/Anterior_pituitary
http://en.wikipedia.org/wiki/Posterior_pituitary
http://en.wikipedia.org/wiki/Thyroid
http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009_01_24_archive.html
http://kolaminspirasi.wordpress.com/2009/04/05/hormon-epinefrinadrenalin/
http://www.authorstream.com/Presentation/dekasama-203762-goiter-education-ppt-powerpoint/
http://www.google.co.id/search?hl=id&lr=lang_en&client=firefox-a&channel=s&rls=org.mozilla:en-US:official&hs=3fu&q=kelenjar+thymus&start=20&sa=N
http://www.mediamedika.net/modules.php?name=Jurnal&name2=Jurnal%20Kedokteran&file=index&file2=Jurnal%20Kedokteran&a1=jurnal&a2=277
http://www.mediamedika.net/modules.php?name=Jurnal&name2=Jurnal%20Kedokteran&file=index&file2=Jurnal%20Kedokteran&a1=jurnal&a2=284
http://www.pscyh.mgill.ca/courses/342/h&b.htm.
http://www.wellsphere.com/digestive-health-article/cushing-s-syndrome/696550
artikelnya sangat bermanfaat sobat .. terimakasih
BalasHapus